Minggu, 25 Maret 2012

SURAT AL- BAYYINAH AYAT 5


SURAT AL- BAYYINAH AYAT 5
( Tentang hal-hal yang berkaitan dengan keikhlasan beribadah )



  1. Bacaan Surah Al – Bayyinah ayat 5

وﻤﺎ ﺃ ﻤﺮوﺍﺇﻻ ﻟﯾﻌﺑﺪوﺍﺍﷲ ﻤﺨﻟﺼﯾﻦ ﻟﻪ ﺍ ﻟﺪ ﯾﻦ ﺤﻨﻓﺎﺀ وﯾﻘﯾﻤوﺍﺍ ﻟﺼﻟوﺓ وﯾﺅﺘوﺍﺍﻟﺯﻛوﺓۚ وﺬ ﻟﻙ ﺪ ﯾﻥ ﺍ ﻟﻘﯾﻣﺔ
  1. Arti Kata atau Mufradah
Lafadh atau Kalimat
Arti atau Terjemahan
وﻣﺎﺃﻣﺮوﺍ
Mereka tidak disuruh
ﺇﻻﻟﯾﻌﺑﺪوﺍﺍﷲ
Kecuali supaya menyembah Allah
ﻣﺨﻟﺻﻳﻦﻟﻪﺍﻟﺪﻳﻦﺤﻨﻔﺎﺀ
Dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus
وﻳﻗﻳﻣوﺍﺁﻟﺻﻟوﺓوﻳﺅﺘوﺍﺁﻟﺯ
ﻛوﺓۚ
Dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;
وﺫﻟﻙﺪﻳﻥﺁﻟﻘﻳﻤﺔ
Dan yang demikian itulah agama yang lurus

Terjemahan :
“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali menyembah Allah SWT dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus “ ( Q.S. Al-Bayyinah :5 ).

  1. Isi Kandungan Surah Al-Bayyinah ayat 5
a.       Manusia diciptakan hanya untuk menyembah kepada Allah SWT
b.      Manusia diwajibkan mengingat Allah SWT diwaktu berdiri, duduk, maupun berbaring Firman Allah SWT
c.       Menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dengan menjauhkan diri dari sifat-sifat kemusyrikan. Artinya menjalankan agama haruslah dengan lurus, yaitu jauh dari syirik dari kesesatan-kesesatan.
Wujud dari sifat musyrik dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1)      Percaya adanya Allah, tetapi tidak mau melaksanaka perintah-Nya,
2)      Memutuskan perkara tidak sesuai dengan ketentuan Allah padahal ia mengetahui dan menyakini kebenaran hukum Allah SWT,
      Firman Allah SWT :
وﻟﻳﺤﻛﻤﺃﻫﻝﭐﻹﺠﻳﻝﺑﻤﺎﺃﻨﺯﻝﭐﷲﻓﻳﻪۚﻭﻤﻥﻟﻣﭹﻛﻢﺑﻤﺎﺃﻧﺯﻝ
ﭐﷲﻔﺄﻮﻟﺈﻙﻫﻡﭐﻟﻔﺴﻗﻮﻦ
      Artinya : Dan hendaklah orang-orang pengikut injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik. ( Q.S. Al-Maidah : 47 )
d.      Allah memerintahkan supaya manusia menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan-Nya dan tidak menyekutukan Allah dan berbuat baik kepada ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang miskin, tetangga baik yang dekat maupun yang jauh, ibnu sabil dan hamba sahaya. Firman Allah SWT :

ﻮﭐﻋﺑﺩﻮﭐﺍﷲﻮﻻﺘﺸﺭﻜﻮﭐﺑﻪﺸﻳﺛﺎۖﻮﺑﺎﻟﻮﻟﺪﻳﻦﺇﺤﺴﻧﺎﻮﺑﺬﻰ
ﭐﻗﺮﺑﻯﻮﭐﻟﻴﺗﻣﻯﻮﭐﻟﻣﺴﻜﻴﻦﻮﭐﻟﺟﺎﺭﺫﻯﭐﻟﻗﺭﻮﭐﺑﻰﻮﭐﻟﺟﺎﺭ
ﭐﻟﺟﻨﺏﻮﭐﻟﺿﺎﺣﺏﺑﭑﻟﺟﻨﺏﻮﭐﺑﻦﭐﻟﺴﺑﻴﻞﻮﻤﺎﻤﻟﻛﺕ
ﺃﻴﻤﻨﻛﻡۗﺇﻥﭐﷲﻻﻴﺤﺏﻤﻥﻛﺎﻥﻣﺨﺗﺎﻻﻓﺨﻭﺭﺍ
Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya mu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri, (Q.S. An Nisa : 36).
Allah SWT berfirman dalam hadist qudsi :
ﻣﻥﻋﻤﻞﻋﻤﻼﺍﺸﺭﻚﻔﻴﻪﻋﻴﺭﻱﺗﺭﻜﺜﻪﻠﺸﺭﻴﻜﻲ
Artinya : “ Barang siapa mengerjakan sesuatu amal, ia menyekutukan kepada selain ku , Aku biarkan amalnya itu untuk sekutu-Ku itu “ (H.R. Muslim).
e.       Keikhlasan dalam beribadah hakekatnya tidak dapat dipisahkan dengan niat ikhlas. Niat dalam kaitannya dengan pelaksanaan ibadah dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a)      Niat ibadah, yaitu menghinakan diri dan tunduk secara sempurna untuk menyatakan kehinaan dan kehambaan,
b)      Niat Taat, yaitu melaksanakan apa yang Allah kehendaki,
c)      Niat kuban, yaitu melaksanakan ibadah dengan maksud dapat pahala,

Menurut Manazilus-Sa’irin, ikhlas itu ada tiga derajat, yaitu :
a)      Tidak melihat amal sebagai amal, tidak mencari imbalan dari amal dan tidak puas terhadap amal,
b)      Malu terhadap amal sambil tetap berusaha. Artinya merasa amalnya itu belum layak dilakukan karena Allah, tetapi ama itu tetap diupayakan.
c)      Memurnikan amal, maksudnya adalah melakukan amal berdasarkan ilmu agama.

Tingkatan-tingkatan Ikhlas dalam ibadah :
a)      Melaksanakan ibadah karena takut akan azab.
Firman Allah SWT :
ﻭﭐﻠﺫﻴﻦﻴﺆﺗﻭﻦﻤﺂﺀﺍﺗﻭﭐﻭﻗﻠﻭﺑﮩﻡﻭﺟﻠﺔﺃﻨﮩﻡﺇﻠﻰﺮﺒﮩﻡﺮ
ﺟﻌﻭﻦ
Artinya : Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (Karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka ( Al-Mukminun : 60 )
b)      Melaksanakan ibadah karena membesarkan Allah. Beribadah karena sesuatu maksud keduniawian disebut riya’, syirik.



4 komentar: